Tips Frugal Living: 7 Kebiasaan untuk Memperbaiki Keuangan

05 May 2025
Tips Frugal Living: 7 Kebiasaan untuk Memperbaiki Keuangan

Frugal living alias hidup hemat berarti menggunakan uang dan sumber daya secara bijak, bukan pelit. Ini tentang kebijaksanaan dalam mengelola uang, waktu, dan berbagai sumber daya lainnya. Ini juga akan berbeda bagi setiap orang. Saat menjalani frugal living, kamu memprioritaskan hal-hal yang paling penting bagimu, sambil mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak memberikan banyak nilai. Manfaatnya antara lain: keamanan finansial yang lebih besar, stres yang lebih rendah, dan kemajuan lebih cepat menuju tujuan keuangan pribadi.

Frugal living bukan berarti menahan diri secara berlebihan atau tidak menikmati hidup. Justru sebaliknya, ini soal membuat keputusan cerdas yang selaras dengan nilai-nilai hidupmu. Orang yang sukses menabung telah membentuk kebiasaan-kebiasaan yang membantu mereka mengeluarkan uang lebih sedikit tanpa merasa kehilangan. Mari kita bahas kebiasaan-kebiasaan tersebut dan bagaimana kamu bisa menerapkannya untuk memperbaiki kondisi keuanganmu.

1. Pola Pikir Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas

Orang hemat lebih memilih membeli barang berkualitas tinggi yang tahan lama, daripada barang murah yang cepat rusak dan harus sering diganti. Meski harus membayar lebih di awal, mereka paham bahwa sepatu seharga Rp 1,5 juta yang tahan lima tahun lebih baik daripada sepatu Rp 450.000 yang rusak lebih cepat.

Filosofi “beli lebih sedikit, tapi lebih baik” ini membantu mereka menghindari pembelian berulang atas barang berkualitas rendah.

Mereka juga melakukan riset menyeluruh sebelum membeli. Alih-alih membeli barang pertama yang dilihat, mereka membandingkan berdasarkan daya tahan, fungsi, dan harga. Mereka membaca ulasan, bertanya pada teman, bahkan mencoba produk jika memungkinkan. Pendekatan ini memastikan mereka mendapatkan nilai terbaik, bukan hanya harga termurah.

2. Kebiasaan Belanja yang Sadar dan Terencana

Orang hemat mengelola uangnya dengan hati-hati, berbelanja dengan bijak, mencari diskon, dan melakukan riset sebelum mengambil keputusan finansial.

Mereka membedakan kebutuhan (biaya penting seperti tempat tinggal, makanan, listrik) dan keinginan (hal-hal tambahan yang menyenangkan tapi tidak wajib). Pemahaman ini membantu mereka memprioritaskan pengeluaran yang benar-benar penting.

Mereka juga menerapkan jeda waktu sebelum membeli. Biasanya 24 jam untuk pembelian kecil dan 30 hari untuk pembelian besar. Jeda ini mencegah pembelian impulsif dan memberi waktu untuk berpikir. Sering kali, keinginan membeli sesuatu hilang setelah beberapa hari—mereka pun terhindar dari penyesalan dan pengeluaran sia-sia.

3. Sistem Finansial yang Efisien

Anggaran adalah kebiasaan utama bagi orang hemat. Bagi mereka, anggaran bukanlah pembatasan, melainkan rencana yang memungkinkan mereka membuat pilihan belanja yang sadar.

Anggaran membantu mengalokasikan dana ke berbagai kategori dan melacak kemana uang mereka pergi. Kesadaran ini membuat mereka lebih sulit menghamburkan uang dan lebih mudah mengenali area yang bisa dipangkas.

Mereka juga menggunakan kartu kredit dengan bijak. Bukan untuk membeli barang yang tidak mampu mereka beli, tetapi demi kenyamanan dan manfaat. Banyak orang hemat memaksimalkan poin atau cashback, tetapi selalu membayar lunas tagihan setiap bulan agar tidak terkena bunga. Beberapa bahkan mencatat semua pengeluaran di aplikasi, sehingga lebih mudah mengontrol pola belanja.

4. Praktik Penghematan Sehari-hari

Perencanaan makanan adalah kunci untuk menghemat biaya makan. Orang hemat merencanakan menu agar tidak tergoda beli makanan karena lapar mendadak.

Mereka membuat daftar belanja berdasarkan rencana menu, memeriksa stok di rumah, dan hanya membeli yang ada di daftar. Mereka juga membeli dalam jumlah besar, menggunakan kupon, dan memilih merek toko untuk menekan biaya. Transportasi juga jadi area penghematan. Mereka berjalan kaki atau bersepeda untuk perjalanan pendek agar hemat BBM dan sekaligus berolahraga. Jika harus berkendara, mereka menggabungkan beberapa keperluan sekaligus untuk mengurangi jarak tempuh.

Mereka juga merawat kendaraan secara berkala agar terhindar dari kerusakan mahal. Beberapa tinggal dekat kantor atau menggunakan transportasi umum untuk menghemat ongkos.

5. Strategi Efisiensi di Rumah

Orang hemat cenderung menggunakan teknologi hemat energi. Mereka memakai lampu LED, mengatur suhu ruangan dengan bijak, mencabut alat elektronik yang tidak digunakan, dan mencuci pakaian dengan air dingin. Semua ini bisa menurunkan tagihan listrik tanpa mengurangi kenyamanan.

Mereka juga mengembangkan kemampuan DIY (do-it-yourself). Mereka belajar memperbaiki keran bocor, mengecat dinding, atau merapikan taman sendiri, tanpa harus memanggil tukang.

Kemampuan ini bisa menghemat rupiah yang lumayan banyak dalam jangka panjang. Banyak yang belajar dari tutorial online dan secara bertahap memperluas keterampilan mereka.

6. Pilihan Gaya Hidup untuk Penghematan Jangka Panjang

Membereskan rumah dan menerapkan gaya hidup minimalis membantu orang hemat mengetahui apa yang mereka miliki, sehingga tidak membeli barang yang sebenarnya sudah ada. Menyingkirkan barang yang tidak perlu juga menciptakan rumah yang lebih rapi dan bisa menghasilkan uang tambahan. Banyak yang menjual barang bekas secara online atau di garage sale.

Untuk hiburan, mereka memilih aktivitas gratis atau murah. Taman, piknik, api unggun, atau hari gratis di museum dan taman nasional menjadi pilihan favorit. Mereka meminjam buku dan film dari perpustakaan, atau mengadakan malam permainan di rumah bersama teman. Aktivitas ini sama menyenangkannya dengan hiburan mahal, tapi jauh lebih hemat.

7. Keahlian Berbelanja Barang Bekas

Membeli barang bekas adalah cara favorit orang hemat untuk berhemat. Sebelum membeli barang baru, mereka mencari dulu di toko barang bekas, marketplace, atau garage sale.

Strategi ini sangat efektif untuk furnitur, pakaian, perlengkapan olahraga, dan barang anak-anak. Barang-barang ini sering dijual dalam kondisi bagus dengan harga jauh lebih murah.

Mereka tahu tempat terbaik untuk mencari barang bekas berkualitas. Mereka rutin mengunjungi toko favorit, mengatur notifikasi di marketplace, dan berburu di garage sale di lingkungan elit.

Namun mereka juga tahu kapan harus membeli barang baru, misalnya untuk elektronik tanpa garansi, peralatan keselamatan, atau barang pribadi tertentu.