Jangan Investasi karena FOMO, Ini 5 Bahayanya
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi salah satu faktor pendorong utama dalam pengambilan keputusan investasi yang impulsif, terutama di kalangan generasi muda. FOMO merujuk pada perasaan cemas atau khawatir jika tertinggal dari tren atau kesempatan yang sedang populer, termasuk dalam dunia investasi. Meskipun tampaknya menguntungkan, berinvestasi hanya karena FOMO dapat membawa dampak negatif yang signifikan terhadap kondisi keuangan dan mental seseorang.
Berikut beberapa alasan mengapa Anda tidak boleh berinvestasi karena FOMO.
1. Keputusan investasi yang impulsif dan tidak rasional
Salah satu dampak utama dari FOMO adalah pengambilan keputusan investasi yang didorong oleh emosi, bukan analisis yang matang. Investor yang terpengaruh FOMO cenderung membeli aset hanya karena melihat orang lain melakukannya, tanpa mempertimbangkan dasar fundamental atau potensi jangka panjang. Hal ini sering menyebabkan mereka membeli pada harga tinggi, berisiko mengalami kerugian jika pasar berbalik arah.
Contohnya, dalam kasus investasi kripto, banyak anak muda yang membeli kripto karena takut ketinggalan meski mereka tidak memahami betul volatilitas atau risiko yang terkait.
2. Kerugian finansial yang signifikan
Investasi yang dilakukan tanpa pertimbangan matang dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Misalnya, membeli aset pada harga puncak karena FOMO dapat menyebabkan investor kehilangan sebagian besar modalnya saat pasar mengalami koreksi. Fenomena “pump and dump” dalam pasar kripto sering kali menjadi contoh nyata dari kerugian yang diderita akibat FOMO.
3. Stres dan kecemasan berlebih
FOMO tidak hanya berdampak pada keuangan, tetapi juga pada kesehatan mental. Ketakutan akan kehilangan kesempatan atau terus-menerus memantau pergerakan pasar menciptakan tekanan emosional yang tinggi. Investor sering merasa cemas, sulit tidur, atau bahkan stres berlebihan karena keputusan yang mereka buat di bawah pengaruh FOMO.
4. Mengabaikan strategi investasi jangka panjang
Salah satu dampak negatif terbesar dari FOMO adalah hilangnya fokus pada strategi jangka panjang. Investor yang tergoda untuk mencari keuntungan cepat sering kali mengabaikan prinsip-prinsip diversifikasi dan manajemen risiko. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap fluktuasi pasar dan kehilangan potensi keuntungan yang lebih stabil dalam jangka panjang.
5. Ketidakstabilan keuangan dan gangguan kesehatan
Karena didorong oleh FOMO, banyak individu yang mengalokasikan dana investasi mereka dalam jumlah besar pada instrumen yang tidak mereka pahami sepenuhnya, sehingga meningkatkan risiko kerugian. Misalnya, menginvestasikan seluruh tabungan dalam satu saham atau aset yang sedang “panas” tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio. Selain itu, ketidakstabilan keuangan akibat FOMO juga berdampak pada kesehatan mental, menyebabkan stres, kecemasan, bahkan gangguan hubungan interpersonal.
Berinvestasi karena FOMO dapat mengarah pada keputusan yang tidak rasional, kerugian finansial, dan dampak negatif terhadap kesehatan mental.
Penting untuk selalu melakukan riset yang matang, memiliki strategi investasi yang jelas, dan tidak terburu-buru mengikuti tren tanpa pertimbangan yang tepat.
Dengan pendekatan yang bijak dan disiplin, investasi dapat menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang tanpa terjebak dalam jebakan FOMO.