Tips Bijak Keuangan ala Menkeu Purbaya: Belanja Sesuai Kantong, Investasi Jangan FOMO
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berpesan agar masyarakat tidak berutang meski gemar berbelanja.
Hal itu ia sampaikan saat dimintai tips berbelanja yang bijak oleh wartawan usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Menurut Menkeu, berbelanja harus sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing. "Belanja enggak apa-apa. Belanja mau yang mahal, mau yang murah, tapi sesuaikan dengan kantong anda sendiri, jangan ngutang," ujar Purbaya.
Selain itu, Purbaya juga memberikan saran kepada anak muda yang ingin melakukan investasi.
Ia bilang, apa pun instrumen investasinya, sebaiknya dipelajari dengan baik. Purbaya juga mengingatkan agar anak muda tidak latah dalam memilih instrumen investasi hanya karena takut ketinggalan atau fear of missing out (FOMO).
"Kalau mau berinvestasi ya, di instrumen apa pun, pelajari instrumen itu apa. Jangan ikut-ikutan orang, jangan FOMO, fear of missing out. Pelajari instrumennya apa, maka Anda, mereka pasti berhasil," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menkeu Purbaya sempat merespons soal pandangan yang membandingkan dirinya dengan sosok Menkeu sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati. Sejumlah pakar ekonomi menilai, ibarat bermain bola, kebijakan fiskal Purbaya lebih menerapkan strategi menyerang sedangkan Sri Mulyani nyaman dengan strategi bertahan. Purbaya bilang, apa yang dilakukannya saat ini merupakan usaha untuk menjalankan kebijakan fiskal yang baik. Yang mana ia lebih mendorong anggaran yang ada untuk dibelanjakan secara maksimal.
"Saya enggak tahu, yang saya tahu beginilah cara menjalankan fiscal policy yang baik. Saya enggak pernah main bola juga, enggak jago. Mungkin kalau mainnya saya ketinggalan terus, sudah tua," kata Purbaya.
"Tapi basically pada dasarnya itu, ilmu fiskal yang wajar seperti ini. Ketika Anda punya, Anda sudah anggarkan, habisin. Kalau enggak berani habisin, jangan didesain, jangan direncanakan, itu saja," tegas mantan bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.